Jumat, 17 Juni 2016

Endede... Hijab ka kodong

Bismillah.

Subuh tadi, berbeda dengan subuh-subuh sebelumnya. Bukan karena subuh tadi bertanggal 17 Juni 2016, yang sebelumnya tak pernah bertanggalkan seperti itu. Akan tetapi sebuah kebaikan tergusur akan sekolompok manusia yang Sotta yang Allah belum memberikan hidayah kepada mereka.

Hijab masjid, yang dulunya berdiri melambai menutupi pandangan antara dua spesies manusia, jamaah pria dan wanita. Kini tergusur oleh kayu yang dimodel sedemikian rupa namun meninggalkan fungsi utama dari hijab sebelumnya. Kata Ust. Abdi, “ini bukan hijab lagi, tapi sutra”.

Ibadah shalat yang dulu “lebih aman” ketika si hijab ijo menjadi penghalang pandang. Lebih menjaga hati dari keikhlasan. Kini menjadi “lebih terancam”. Jamaah wanita lebih bebas memandang kedepan. Dan jamaah pria lebih bebas merasa dipandang… What the...

Sekelompok manusia itu…! Semoga Allah memberi kepada kalian hidayah.
Dan para pemuda dambaan ummat, akankah kita berdiam dalam keadaan yang seperti ini…? Semoga Allah memberikan taufiqnya tentang apa yang harus kita perbuatan sesuai dengan syariat agar mendapatkan hasil yang terbaik.


Pallanggats, 11.39 WITA. Didepanna Fathimah.

Kamis, 16 Juni 2016

I'm Back Man....!

Bismillah.
Fyuhhh...
Tahun 2011 yang lalu... kurang lebih 5 Tahun yang lalu dirimu kubuat. Alhamdulillah.
Kutinggalkan begitu saja dengan kesibukan2 yang memalingkanku darimu.

Entah mengapa, setelah membaca tulisan-tulisan di blog nya (beberepa menit yang lalu). Aku mengingatmu, dibulan yang penuh berkah ini, Ramadhan 1437 H. Begitu banyak hal yang telah terlewatkan.

Oh iya, kini aku sdh punya istri yang sangat kucinta, dan anak yang begitu kusayang, tapi tak melebihi rasa cintaku padaNya, RasulNya, dan berjuang di JalanNya.
Mereka menjadi bagian hidupku yang tak ternilai. Menghiasi warna keceriaan dalam hidupku, dan semangat dalam berjuang. Uhibbukum fillah Zaujaty wa Ibnaty.

Semoga, blog ini bs kmbali kuhidupkan insya Allah...

Eh, Ajammi (Baca: Sudah Adzan) Masjid Nurul Muhajirin Nusa Indah... La maea rong sambayyang di'...
Barakallahu fiikum.

Pallanggats, 16 Juni 2016.
12.07 PM.

Minggu, 15 Juli 2012

RAMADHAN, SUNGGUH MENGGODA


Segala puji bagi Allah Jalla wa Ala yang telah mensyari’atkan puasa Ramadhan bagi para hambaNya dan yang telah menjadikannya sebagai salah satu rukun Islam. Shalawat dan salam semoga terlimpah atas Nabi kita Mahammad Sallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai manusia yang paling sempurna shalat dan puasanta, atas keluarga dan para sahabatnya yang baik dan mulia. Amma Ba’du.
Ramadhan, apa itu!!??? Jika muncul petanyaan seperti ini dalam benak anda, maka kami akan memberikan jawaban penghilang dahaga untuk pertanyaan tersebut. Bulan Ramadhan adalah bulan yang mengakibatkan perasaan suka dan cita, wajah berseri-seri, dan darah yang mendidih (saking tidak mampu menahan perjumpaan dengan Ramadhan). Apakah separah itu? Ya, kenapa tidak, karena bulan ini merupakan bulan yang begitu mempesona, yang didalamnya terdapat kecantikan dan keanggunan akan sebuah balasan dari sebuah perbuatan (amalan), dan terdapatnya begitu banyak tawaran yang menggiurkan dari Allah Jalla wa Ala. Ketiga hal ini kemudian akan kami paparkan kepada pembaca sekalian.

PESONA
Pesona yang dimiliki bulan ini bukanlah sembarang pesona, tapi pesona yang sungguh sangat luar biasa hingga menjadikan Bulan ini menjadi bulan yang terbaik diantara sebelas bulan hijriah lainnya, Allah Jalla wa Ala berfirman (yang artinya):
“Bulan Ramadhan yang didalamnya diturunkan Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk tentang itu dan pembeda (antara haq dan batil). Karena itu, barangsiapa diantara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) dibulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu dia berbuka) maka (wajib baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada hari lain…” (QS. Al Baqarah : 185)
Syaikh Shalih bin Fauzan al Fauzan Hafidzahullah menyebutkan dalam kitabnya Ittihaafu Ahlil Iiman bi Duruusi Syahri Ramadhan bahwa ada dua keistimewaan (Baca: Pesona) besar pada bulan ini:
Pertama: Diturunkannya Al Quran pada bulan itu sebagai petunjuk bagi manusia dari kegelapan kepada cahaya. Dia memperlihatkan haq dan batil dengan kitab Al Quran yang agung yang didalamnya terkumpul semua kebaikan, keuntungan dan kebahagiaan bagi manusia didunia dan diakhirat
Kedua: Kewajiban puasa pada umat Muhammad, yang mana Allah Ta’ala telah memerintahkan hal itu dalam firmanNya (yang artinya), “…barangsiapa diantara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) dibulan itu, maka berpuasalah…(2:185)
Seperti yang kita telah ketahui bersama bahwa Al Quran merupakan salah satu sumber pegangan umat Islam, yang didalamnya telah dijelaskan semua hal yang kita butuhkan untuk menjalani kehidupan di dunia ini, yang diturunkan di bulan yang suci ini. Pesona lain yang terdapat dibulan ini adalah Puasa Ramadhan, Rasulullah Sallallahi ‘alaihi wa sallam bersabda:
“ Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap ridha Allah, maka dosa-dosanya yang telah berlalu akan diampuni. “ (H.R. Bukhari-Muslim)

Kecantikan dan Keanggunan akan Sebuah Balasan dari Sebuah Perbuatan (Amalan)
Setelah dua pesona bulan Ramadhan diatas, selanjutnya kami akan memaparkan kecantikan dan keanggunan akan sebuah balasan dari sebuah perbuatan (amalan) yang begitu menggoda dari Allah Jalla wa Ala kepada hambaNya. Ketahuilah pembaca sekalian, bahwa bulan ini adalah bulan yang dimana pahala dari amalan yang akan kita kerjakan didalamnya akan dilipat gandakan oleh Allah Jalla wa Ala. Tidak tanggung-tanggung, level (tingkatan) amalan yang kadarnya nafilah (sunnah) akan dinaikkan menjadi setara denga fardhu (wajib). Sholat-sholat sunnah yang akan kita kerjakan di bulan yang penuh kemewahan akhirat ini setara dengan sholat wajib di luar bulan ramadhan, begitupun dengan amalan sunnah lainnya.
Tidak cukup sampai disitu saja, Allah Jalla wa Ala masih memiliki kecantikan dan keanggunan dalam memberikan balasan dari sebuah perbuatan (amalan) yang membuat hati kita akan melayang. Sebelum itu kami ingin bertanya. Kira-kira, bagaimana reaksi seorang PNS yang akan dinaikkan gajinya 2 kali lipat, atau bahkan 4 kali lipat? Yah, bisa-bisa berita itu membuat para PNS fly. Ini baru persoalan gaji yang sifatnya duniawi, bagaimana jika ini berlaku pada pahala dari amalan yang kita lakukan, yang akan menjadi penolong kita di hari akhir nanti. Ya… tawaran Allah Jalla wa Ala selanjutnya adalah akan dinaikkannya pahala amalan kita dibulan suci ini, bukan 2 kali lipat dan bukan juga 4 kali lipat maupun 400%. Namun Allah Jalla wa Ala akan melipat gandakan pahala kita sebanyak 7.000%!!! Jangan menganga… Karena memang inilah yang Allah Jalla wa Ala berikan balasan kepada kita, para perindu Surga. Kami akan memberikan sebuah permisalan dari tawaran ini, walau awalnya kami sangat tak sanggup untuk menuliskanya, karena sungguh begitu sangat menggoda dan menggetarkan hati kami. Kami akan mengangkat contoh pahala dari membaca ayat suci Al Quran, Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Siapa saja membaca satu huruf dari kitab Allah (Al Quran), maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf. (HR. At Tirmidzi)
Ketika kita membaca ayat pertama dari surah Al Baqarah, Alif lam mim yang terdapat tiga huruf hijaiyah didalamnya, maka akan di ganjar dengan tiga puluh pahala. Aturan ini berlaku diluar bulan suci Ramadhan. Lalu bagaimana jadinya jika di bulan Ramadhan? Maka pahala dari tiga huruf yang kita baca di ayat pertama surah al Baqarah akan dilipatkan gandakan 70 kali lipat. Wal hasil, pahala yang kita raup sebanyak 2.100 pahala, hanya dengan membaca ayat pertama surah Al Baqarah, Subhanallah. Coba bayangkan berapa banyak pahala yang akan kita raih jika kita membaca Surah Al Fatihah? Atau lebih sadisnya lagi, coba bayangkan ketika kita mampu Menghatamkan Al Quran di bulan ini??? Selamat membayangkan…

Tawaran Yang Menggiurkan
Ditahap yang terakhir ini, kami akan menyajikan beberapa tawaran dari Allah Jalla wa Ala yang tentuny akan berlaku hanya di bulan yang suci ini. Bagi orang-orang yang beriman, ini akan menjadi momen terindah dalam menjalankan ketaatan kepada Allah Jalla wa Ala. Dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu, bahwasanya Nabi bersabda: “Apabila Ramadhan dating, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu.”
Tawaran yang Allah berikan kepada kita dari hadits diatas  menunujukkan beberapa keistimewaan bulan ini. Syaikh Shalih Al Fauzan juga menjelaskan faedah dari hadits Nabi kita diatas, diantaranya;
Pertama: pada bulan ini pintu-pintu surga dibuka. Karena bulan tersebut banyak amal shalih yang disyariatkan dan amalan yang bisa menyebabkan masuk surga, sebagaimana firman Allah Subhana wa Taala (yang artinya):
“Masuklah kamu kedalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan…” (16:32)
Kedua: Pintu-pintu neraka ditutup. Hal itu karena sedikitnyaperbuatan maksiat yang bisa menyebabkan pelakunya masuk Neraka. Allah Ta’ala berfirman (yang atinya):
“Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggalnya.” (79:37-39)
Ketiga: Setan dibelenggu pada bulan itu, sehingga mereka tidak bisa membujuk atau menghasut kaum muslimin untuk melakukan maksiat dan tidak bisa memalingkan mereka dari amal shalih seperti di bulan lain.
Itulah tiga poin yang InsyaAllah akan membuat darah para pembaca sekalian akan semakin mendidih karena rindu akan bertemu dengan bulan Ramadhan ini, yang didalamnya penuh dengan keberkahan. Semoga Ramadhan di tahun ini kita mampu melakukan ibadah dengan ikhlas dan dengan segenap kemampuan kita. Al Ajru Ala Qadri Masyaqqah (Besar pahala berbanding lurus dengan usaha yang diberikan).
Wallahuta’ala A’lam.
Gowa, 14 Juli 2012, 15:09 WITA
By: Abu Yusuf

Rabu, 04 April 2012

KEMANAKAH IA?


KEMANAKAH IA?
Sejenak, kadang kuberfikir tentang arti seorang da’i itu. Pergeseran prinsip da’i beberapa tahun sebelumnya dengan yang sekarang sungguh sudah ada yang berubah menurut kaca mata subyektifku, banyak atau sedikitnya, wallahu a’lam. Sehingga menghadirkan perbedaan defenisi tentang da’i di zamanku dengan di zaman mereka, para assabiquna awwalun kami. Juga, telingaku yang berjumlah dua ini sering mendengar  untaian-untaian mutiara siroh dari bibir pejuang, para Assabiquna awwalun kami, sosok insan hamba Allah yang telah menorehkan tinta sejarah yang berwarna-warni, merah, putih, hitam, bahkan emas yang kemudian berpadu menjadi satu dan melahirkan segumpalan cerita, yang memotivasi diri setiap pejuang yang mendengarnya. Siroh yang memiliki makna implisit, yaitu perbandingan seorang duat kampus di zamanku dan di zamannya. Sebuah kata yang kemudian lahir dari makna implisit tersebut, menggiliat di kepalaku, terus menggeliat.. Kata itu adalah “ADAB”. Ya betul saudaraku, Adab dari seorang muslim, yang seharusnya dimiliki oleh makhluk Nya yang telah melegitimasikan dirinya sebagai Pejuang Dakwah Kampus. Kemanakah ia pergi? Kemanakah makhluk itu bersembunyi? Apakah ia kebingungan mencari tempat yang pas untuknya bereksistensi? Karena ternyata seorang duat kampus pun tak pantas lagi ia jadikan sebagai tempat untuk bereksistensi. Tanyakan pada diri kita, apakah surah Al Ashr tak mampu lagi menjadikan kita sebagai “Pejuang Dakwah” yang On-Time ditiap ikrar perjanjian waktu Musyawarah? Apakah kita tak mampu lagi membedakan mana yang tua dan mana yang sebaya dengan kita, sehingga ilmu adab dalam bergaulpun bagai tak pernah singgah ditelinga kita? Apakah kekuatan Do’a orang yang terdzhalimi tak mampu lagi membuat kita takut untuk meminjam barang-barang saudara kita untuk megembalikannya tepat pada waktunya?? Dimana saudara kita dengan prasangka baiknya mempercayai kita bahwa kita mampu mengembalikannya tepat pada waktunya. Apakah bahaya fitnah syahwat tak lagi membuat kita takut untuk menundukkan pandangan terhadap si “DIA”? Makhluk indah Allah yang begitu “ganas” melontarkan fitnahnya. Bahkan kita merasa terbiasa dengan hal tersebut, dan tak pelak khayalan semu dan Riya menjadi bumbu penyedap dosa itu. Kita kemanakan ilmu-ilmu kita selama ini? Yang nampak… kita bagai orang-orang sekuler yang bermusyawarah, naiknya suara, terhamburnya majelis, dan sanggahan yang tak syar’i menjadi hal yang lumrah yang bisa kita temukan di majelis musyawarah para “PEJUANG”. Apakah majelis-majelis ilmu, yang Alhamdulillah sudah mudah kita dapatkan, justru dengan mudahnya pula kita lewatkan begitu saja? Merasa puaskah dengan ilmu kita? Tidak takutkah kita dengan perkataan yang kita lontarkan, merajut menjadi untaian kalimat, yang  memotivasi, menambah ilmu kita, dan yang melarang kita dari kesia-siaan dan kemungkaran, ternyata hanya dibibir saja? Hingga panutan pun menjadi barang yang langka, layaknya BBM.
Saudaraku… Ternyata aku bercerita tentang diriku sendiri.
--Abu Yusuf--
Ditengah guyuran hujan  di Desa Tonra, Kab. Gowa
Pukul 15.21 Waktu Notebook.

Syarah Umadahtul Ahkam: Hadits ke 34 dan 35


SYARAH UMDAHTUL AHKAM
RABU, 04/04/2012
MSJ. AR RAHMAH, BTN TABARIA, MAKASSAR
UST. H. HARMAN TAJANG, LC

HADITS KE 34
·         Masuknya kepala alat kelamin laki2, ke kelamin perempuan maka wajib mandi wajib walau tak keluar air maninya.
·         Diawal masuknya islam, hal ini tidak berlaku. Lalu dihapuskan oleh hadits ini. Namun ada beberapa sahabat yang belum tahu penghapusan ini hingga masa khalifah Umar, hingga memunculkan perselisihan. Dan solusinya para sahabat langsung bertanya kepada Aisyah. Dan beliau menyebutkan hadits ini.
·         Hal ini (mandi wajib) berlaku pada hubungan yang syar’i ataupun zina.
·         Hadits ini penguat ilmu fiqih penhapusan hukum pada saat Nabi masih hidup.
-perubahan hukum ada 3:
=> dari ringan ke yang berat
=> sesuatu yang semisal (perubahan arah kiblat)
=> dari berat ke ringan

HADITS KE 35
·         1 SHAQ= 2 TELAPAK TANGAN, pertengahan antara melapangkan telapak dan mengepalnya
·         1 MUD= 1 telapak tangan
Rasulullah tidak menyukai  pemborosan hatta berwudhu dan mandi wajib.

Ta'lim Fiqih Ibadah: Tatawun


Ta’lim Fiqih Ibadah
Ust. Nirwan Idris, Lc.
Masjid Ulil ALbab UNM Parangtambung
03/04/2012, 16.30 WITA
Materi: Tatawun: Sunnah Nafilah.
Ada yang masuk Surga karena Menjaga sholatnya. Disamping tetap dengan sholat yang wajib juga menjaga sholat Sunnahnya, baik itu Rawatib, layl, dhuha dan lain2. Namun ia lemah dalam puasa2 Sunnah ataupun bersedekah.
Ada yang masuk Surga karena Menjaga puasa. Disamping tetap dengan sholat yang wajib juga menjaga puasa Sunnahnya, baik itu senin-kamis, dan lain2. Namun ia lemah dalam sholat sunnah, ataupun bersedekah .
Ada yang masuk Surga karena Sedekah. Disamping tetap dengan sholat yang wajib juga rajin bersedekah. Namun ia lemah dalam puasa2 Sunnah ataupun sholat2 sunnah.
Tergantung dari diri tiap kemampuan manusia.
Tatawun yang disyariatkan:
1.       Sholat-sholat sunnah
·         Assholatu kahirun a’mal.
Sebaik2 amalan adalah mengerjakan sholat
·         Derajat seseorang akan diangkat disurga sesuai dengan sholat tatawun yang ia kerjakan. (Al Hadits)
Seseorang meminta untuk mendampingi Rasulullah diSurga. Maka Rasulullah bersabda “Kalau begitu bantulah saya mewujudkan harapanmu dengan memperbanyak sujud (sholat).”
·         Dengan pelaksanaan sholat sunnah, akan menutupi kekurangan pelaksanaan sholat2 wajib.
“Seorang selepas mengerjakan sholat tidaklah dicatatkan amalankannya melainkan 1/9,1/8, 1/7 …1/2 dari jumlah pahala sempurna sholat.“(Al Hadits)
“Amalan yang pertama kali dihisab diakhirat adalah amalan sholatnya. Jika ibadah sholatnya tidak sempurna, maka akan diperhatikan sholat tatawunnya (sunnah), dan angkatlah derajat amalan sholat wajib dengn sholat tatawunnya.”
Jenis-jenis sholat sunnah:
a.       An Nawatil Muttlaqa: Dikerjakan bukan karena sebab tertentu dan kapan saja asal bukan pada waktu sholat yang dilarang. Dikerjakan 2,2 rakaat.
b.      An Nawatil Al Muqayyadah: Dikaitkan karena sebab dan alasan tertentu. Mis, Sholat witir, dhuha, sholat Istisqah. Dan pelaksanaannya harus dengan dalil dari Al Quran dan Al Hadits.
Sholat Sunnah
Sholat sunnah Rawatib:  Sholat sunnah yang dikerjakan yang beriringan dengan sholat wajib, baik sebelum maupun sesudah sholat wajib. Jenis: Muakkadah, Gairuh Muakkadah.
A.      Sholat Rawatib Muakkadah
·         Jumlahnya 10 (Riwayat Ibnu Umar)
2sebelum subuh, 2 sesudah dan setelah dzhuhur, 2 sesudah maghrib dan Isya
·         Jumlahnya 12 (Hanifiyah, Riwayat Ummu Habibah)
2 sebelum subuh, 4 sebelum dan 2 setelah dzhuhur, 2 sesudah maghrib dan Isya
Barang siapa yang menngerjakan 12 rakaat sholat sunnah (yang diatas) akan dibangun rumah baginya di surga.
Yang paling Utama:
1.       Sholat dua rakaat sebelum Fajar
“Aisyah berkata Bahwa nabi Saw tdk pernah menjaga sholat sunnah dengan begitu kuat melebihi 2 rakaat seblm fajar.”
“Dua rakaat sebelum subuh lebih baik dari dunia dan seluruh isinya” (Al Hadits)
Ibnu Qayyim: “Bhwa nabi saw tdk prnh meninggalkan 2 rkaat sebelm sbuh dan wtir baik safar maupun mukim. Tdk prnah diriwayatkan Nabi pernah melaksanakan sholat sunnah rawatib dalam keadaan safar kcuali sholat sunnah sblm fajar”.
Ibnu Umar “Nabi, kalau muadzin slsai mengumandangkn adzan, maka Rasulullah mengerjakan shalat sunnah ringan sebnyak dua rakaat”
Ringan: Abu Hurairah: “Nabi saw dlam plaksanaan sholat sunnah sblm fajar, membaca al kafirun, dan al ikhlas.”
-Berbaring setelah sholat sunnah fajar:
1.       Dirumah bkan dimasjid
2.       Bagi orang yang yakin bahwa tidak akan tertidur

Materi Tarbiyahku #1: Agar Perahu Tidak Tenggelam



Masyarakat dalam kehidupan didunia diibaratkan penumpang dlm sbuah kapal. Yang berposisikan berbeda2, ada yang dibawah dan diatas. Yang dimana yang dibawah yang ingin mengambil air ingin menempuh dgn cara membocorkan kapal. Kita yang diatas harus mencegah agar kapal tiba ditujuan dengan selamat.

·         Tujuan materi:
1.       Dosa dan kemaksiatan adalah sebab kehancuran dan bencana
2.       Ingin memberikan peran aktif dalam dakwah dan maslahat ummah.
3.       Menjaga amal jama’I dalam jamaah
·         Apa yang kita (gerakan penyelamat) harus lakukan dalam mencegah orang2 yang ingin membocorkan kapal?
ð  Mengajak kpd kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari kemungkaran. Al Falah (keberuntungan) bagi yang melaksanakannya. (Al Imran :104).
ð  Bekal (sesuatu yang harus ada) bagi gerakan penyelamat:
a.       Takwinul Far (pembentukan pribadi muslim):
ü  Memiliki keimanan
ü  Bertakwa
ü  Islamiatul Hayah (Islam sbg pegangan hidup)
(Al Imran:102)
b.      Takwinul Jama’ah (pembentukan Jama’ah)
ü  Ukhuwah Islamiyah
1)      Berprasangka baik
2)      Mencintai saudara sebgmna mencintai diri sendiri
3)      Mendahulukan saudara disbanding diri sendiri
(Al Imran:103)
ð  Akibat meninggalkan amar ma’ruf nahi mungkar (Al Maidah: 78-79)
1.       Dilaknat oleh Allah;
2.       Menyebarnya keburukan (kemaksiatan);
3.       Mengundang datangnya adzab dan kebinasaan yang menyeluruh (46:?(26-27), 11:116, 7:96-100, 72:16-17);
4.       Munculnya perbedaan dan perpecahan;
5.       Berpeluang besar dikuasai oleh musuh (kafirin);
6.       Tidak diterimanya do’a;
7.       Krisis ekonomi (Yunus:102)
8.       Tenggelam dalam syahwat
Lalai dalam mempersiapkan kekuatan moral, jiwa, keberanian, dan materi.

 
Diberdayakan oleh Blogger.